NIKMATILAH DO’AMU
Samahah Al Imam Sholahuddin At Tijani Al Hasani Ra Berkata;
Allah SWT berfirman:
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ}
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menerima seruan-Ku, dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. 2: 186)
اعلم أن الله تعالى ما أخبر نبيه ﷺ بقربه من السائلين من عباده، إلا ليعرف بثلاثة أمور، هي : القرب والسمع والإجابة. فإذا تحقق العبد بهذه الآية؛ فأول ما ينتج له الزهد فيما سوى الله ، فلا يتوسل إليه بغيره ، فيقول لسان حاله : " اللهم إني أتوسل بك إليك" وهو لمن تحقق بالقرب إلى الله .
ومن تحقق بالقرب الإلهي ؛ لابد أن يسمع الإجابة الإلهية ذوقاً ، فكل من دعا الله أجاب الله دعاءه ، فقال : "لبيك عبدي" .
فمن دعا بقوله يا الله ، يا رب ، أجابه الله : "لبيك عبدي" . فمن كان صاحب حال ، أنساه سماعه لهذه الإجابة من الله كل مطلوب ، بل أخذ يكرر الدعاء، فيتكرر عليه السماع ، ووجد لهذا السماع في ذاته لذة لا تعادلها لذائذ الدنيا ولا الآخرة ، فيطيل المناجاة لله بكثرة الثناء عليه ، والتسبيح والتعظيم له ، وينسى كل مطلوب أراد أن يطلبه.
-------------------------------------------
من كتاب الرحيق المختوم في طريق القطب المكتوم سيدي أبي العباس التجاني رضي الله عنه، لسماحة الإمام الشريف صلاح الدين التجاني رضي الله تعالى عنه وأرضاه
Ketahuilah, bahwasanya Allah tidak akan mengabarkan Nabi-Nya SAW tentang kedekatan-Nya kepada para hamba yang sedang berdo’a, kecuali untuk tiga hal, yakni: dekat, mendengar, dan mengabulkan. Maka jika seorang hamba telah mampu menyelami hakekat ayat tersebut, dia akan menjadi sosok zahid (tidak mengharapkan) kepada selain Allah; tidak akan bertawassul kepada Allah dengan selain Allah SWT.
Dalam setiap keadaannya, hamba tersebut akan berdo’a:
اللهم إني أتوسل بك إليك
(Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu untuk menuju kerido’an-Mu).
Sekali lagi, hal ini hanya bisa dilakukan oleh dia yang sudah menyelami hakekat makna kedekatannya kepada Allah.
Dan barang siapa yang telah menyelami hakekat kedekatan Allah, maka dia pasti bisa mendengar jawaban dari-Nya. Allah selalu menjawab do’a setiap hamba yang berdo’a, seraya berfirman:
لبيك عبدي
(Iya, Aku mendengarmu, wahai hamba-Ku).
Demikianlah Allah menjawab setiap do’a dari para hamba yang menyapa-Nya dengan ungkapan:
يا الله
(Wahai Allah)
atau
يا رب
(wahai Tuhanku),
Allah menjawab;
“لبيك عبدي”.
Seorang hamba yang sudah merasakan nikmatnya mendengar jawaban dari Allah ini, dia sudah tidak lagi mempedulikan terkabul atau tidaknya do’a yang dipanjatkan.
Dia akan terbuai dengan mendengarkan “suara” jawaban dari Allah setiap kali dia berdo’a. Dia pun akan mengulang-ulang do’a kepada Allah untuk bisa mendengarkan “suara” jawaban Allah.
Seorang hamba yang sudah pada tingkatan seperti ini akan merasakan kenikmatan mendengar jawaban Allah melebihi semua kenikmatan yang ada, baik di dunia maupun di akhirat. Hamba tersebut akan selalu bermunajat dengan memperbanyak pujian kepada Allah, bertasbih, mengagungkan-Nya, dan melupakan permintaannya dalam do’anya.
(Samahah Al Imam Sholahuddin At Tijani Al Hasani Ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar